Persamuhan di Banten: Reportase Setengah Dekade - Jilid I

· Pandiva Buku
5.0
1 review
Ebook
212
Pages

About this ebook

Dalam berbagai catatan sejarah, baik yang ditulis oleh penulis lokal, nasional, maupun asing, pada abad ke-16 sampai dengan permulaan abad ke-18, Banten selalu disebut-sebut sebagai salah satu kesultanan Islam paling besar dan kuat di Nusantara. Willem Lodewijcksz, seorang berkebangsaan Belanda yang pernah mengunjungi Banten pada tahun 1596, menyebutkan kota pelabuhan Banten sebagai salah satu pusat perdagangan paling maju di Asia Tenggara karena para pedagang dari berbagai bangsa melakukan bisnis di daerah tersebut.

Provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Jawa ini menjadi tempat tinggal bagi masyarakat suku Baduy yang terkenal menjunjung tinggi adat istiadatnya dan terbiasa hidup ramah dengan alamnya. Dalam ritual tahunan yang bernama Seba Baduy, senantiasa mereka sampaikan pesan mengenai pentingnya merawat dan melestarikan alam.

Di samping itu, masyarakat etnis Tionghoa di Banten juga telah tercatat keberadaannya sekira tahun 1595. Pada tahun-tahun tersebut, etnis Tionghoa memegang peranan kuat dalam kebijakan istana dan urusan perdagangan, sehingga dianggap sebagai penyambung kemakmuran Banten.

Sisi menarik Banten tentu menjadi suatu hal yang patut untuk dibahas dan dikupas lebih mendalam. Untuk itu, buku Persamuhan di Banten: Reportase Setengah Dekade dihadirkan dalam tiga bab sebagai upaya menilik kembali perjalanan dan eksistensi Banten di Nusantara, beserta seluk-beluk mengenai sejarah hingga keberagaman sosio-kultural masyarakatnya. Buku diharapkan dapat memberi kontribusi bagi kajiaan kedaerahan, serta turut melestarikan khazanah kebudayaan Banten beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Ratings and reviews

5.0
1 review

About the author

Ken Supriyono lahir di Pemalang, 16 Juli 1987. Ia lulus sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat, dengan peminatan Epidemiologi di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Perjalanan menulis dan jurnalistiknya dimulai semasa kuliah ketika membidani Komunitas Insan Cendekia (KUNCI) dan menerbitkan buletin KERTAS berkala mingguan, serta menjadi Pemimpin Redaksi di portal online Mahasiswa.com.


Ia tercatat menjadi penulis di portal Gema-nurani.com, Jurnal Maritime Online, Surakartadaily.com, dan menjadi Chief Editor di Bantendaily.com. Kemudian menjadi reporter Radar Banten dan kini menjadi Pemimpin Redaksi di SerangNews.com (Part of Pikiran Rakyat Media Network/PRMN). Ia juga aktif menulis kolom opini dan esai di sejumlah media online dan cetak, baik lokal maupun nasional.


Selain aktif sebagai jurnalis, penulis turut membidani dan menjadi Koordinator Journalist Lecture (komunitas jurnalis muda di Kota Serang Banten) sekaligus melanjutkan studi di pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, ini juga sempat menyabet beberapa penghargaan dalam bidang jurnalistik, di antaranya Penulis Terbaik Jawa Pos Award kategori Liputan Investigasi: ‘Cari Untung di Tengah Laut’ (2016) dan ‘Korupsi Bansos Anak Yatim di Banten’ (2017).


Penulis membuka ruang sapa melalui e-mail analogiken@gmail.com, Instagram @kensupri, Twitter

@kensupriy, dan Facebook Ken Supriyono.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.