Provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Jawa ini menjadi tempat tinggal bagi masyarakat suku Baduy yang terkenal menjunjung tinggi adat istiadatnya dan terbiasa hidup ramah dengan alamnya. Dalam ritual tahunan yang bernama Seba Baduy, senantiasa mereka sampaikan pesan mengenai pentingnya merawat dan melestarikan alam.
Di samping itu, masyarakat etnis Tionghoa di Banten juga telah tercatat keberadaannya sekira tahun 1595. Pada tahun-tahun tersebut, etnis Tionghoa memegang peranan kuat dalam kebijakan istana dan urusan perdagangan, sehingga dianggap sebagai penyambung kemakmuran Banten.
Sisi menarik Banten tentu menjadi suatu hal yang patut untuk dibahas dan dikupas lebih mendalam. Untuk itu, buku Persamuhan di Banten: Reportase Setengah Dekade dihadirkan dalam tiga bab sebagai upaya menilik kembali perjalanan dan eksistensi Banten di Nusantara, beserta seluk-beluk mengenai sejarah hingga keberagaman sosio-kultural masyarakatnya. Buku diharapkan dapat memberi kontribusi bagi kajiaan kedaerahan, serta turut melestarikan khazanah kebudayaan Banten beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Ken Supriyono lahir di Pemalang, 16 Juli 1987. Ia lulus sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat, dengan peminatan Epidemiologi di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Perjalanan menulis dan jurnalistiknya dimulai semasa kuliah ketika membidani Komunitas Insan Cendekia (KUNCI) dan menerbitkan buletin KERTAS berkala mingguan, serta menjadi Pemimpin Redaksi di portal online Mahasiswa.com.
Ia tercatat menjadi penulis di portal Gema-nurani.com, Jurnal Maritime Online, Surakartadaily.com, dan menjadi Chief Editor di Bantendaily.com. Kemudian menjadi reporter Radar Banten dan kini menjadi Pemimpin Redaksi di SerangNews.com (Part of Pikiran Rakyat Media Network/PRMN). Ia juga aktif menulis kolom opini dan esai di sejumlah media online dan cetak, baik lokal maupun nasional.
Selain aktif sebagai jurnalis, penulis turut membidani dan menjadi Koordinator Journalist Lecture (komunitas jurnalis muda di Kota Serang Banten) sekaligus melanjutkan studi di pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Pria kelahiran Pemalang, Jawa Tengah, ini juga sempat menyabet beberapa penghargaan dalam bidang jurnalistik, di antaranya Penulis Terbaik Jawa Pos Award kategori Liputan Investigasi: ‘Cari Untung di Tengah Laut’ (2016) dan ‘Korupsi Bansos Anak Yatim di Banten’ (2017).
Penulis membuka ruang sapa melalui e-mail analogiken@gmail.com, Instagram @kensupri, Twitter
@kensupriy, dan Facebook Ken Supriyono.